Discover

Topics

Manaqib Syaikh Abdul Qodir RA

Manaqib Syaikh Abdul Qodir RA APK

Manaqib Syaikh Abdul Qodir RA APK

2.4 FreeSemoga Bisa

Manaqib or Manqobah Sheikh Abdul Qadir RA

What's Manaqib Syaikh Abdul Qodir RA APK?

Manaqib Syaikh Abdul Qodir RA is a app for Android, It's developed by Semoga Bisa author.
First released on google play in 7 years ago and latest version released in 5 years ago.
This app has 1 download times on Google play and rated as 3.70 stars with 10 rated times.
This product is an app in Books & Reference category. More infomartion of Manaqib Syaikh Abdul Qodir RA on google play
Kharisma dari seorang tokoh (ulama/ yang dianggap ulama) tak jarang membuat para pengikutnya menempatkan tokoh tersebut dalam kedudukan yang tidak proporsional.Bahkan cenderung terlalu menyanjung dan memujanya melebihi kedudukan yang seharusnya. Di dalam pandangan para pengikutnya, tokoh tersebut nyaris sempurna tiada cacat. Terlebih jika tokoh tersebut dianggap memiliki karomah atau keajaiban, maka tertutuplah pintu kritis dan terbukalah gerbang fanatisme serta taqlid buta yang amat memprihatinkan. Sebut saja Syekh Abdul Qadir Jailani Al Baghdadi.

Beliau adalah seorang tokoh fenomenal di kalangan tasawuf atau tarekat Qodariyah. Dalam pandangan para pengikutnya, Syekh Abdul Qadir adalah wali tertinggi dimana seluruh wali berada di bawah derajat kemuliaan beliau, sehingga beliau diberi gelar “Sulthanul Aulya.” Kekeramatan Syekh Abdul Qadir demikian hebatnya di mata para pengikutnya, bahkan di berbagai buku tarekat kekeramatan inilah yang sangat ditonjolkan Meskipun amat sulit untuk diklarifikasi kebenarannya. Memang cukup sulit untuk membedakan antara fakta sejarah dengan legenda dalam mengkaji sosok beliau. Keutamaan dan kekeramatan Syekh Abdul Qadir banyak ditulis oleh para pengagungnya. Buku atau kitab yang berisi tentang keagungan karomah Syekh Abdul Qadir itu disebut dengan manakib Abdul Qadir. Di banyak daerah, kitab-kitab manakib ini dianggap memiliki keistimewaan. Saking istimewanya, kitab-kitab manakib ini nyaris menggeser kharisma Al Qur-an dan Al-Hadits. Ketika ada pembacaan manakib, mesti ada ritual-ritual tertentu yang harus dilaksanakan baik sebelum maupun ketika pembacaan itu berlangsung.

Sungguh aneh memang,bukankah Al Qur-an yang merupakan kitab suci umat Islam pun tidak diperlakukan demikian ? Siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala ? Mengapa kitab, manakib seakan lebih sakral daripada Al Qur-an yang jelas berasal dari yang Maha Sakral?