Discover

Topics

Kisah Nyata Prajurit TNI Dimedan Operasi

Kisah Nyata Prajurit TNI Dimedan Operasi APK

Kisah Nyata Prajurit TNI Dimedan Operasi APK

2.0 FreeCorner Media ⇣ Download APK (3.34 MB)

Offline Application Contains Hundreds of real stories of the struggle of TNI soldiers

What's Kisah Nyata Prajurit TNI Dimedan Operasi APK?

Kisah Nyata Prajurit TNI Dimedan Operasi is a app for Android, It's developed by Corner Media author.
First released on google play in 54 years ago and latest version released in 5 years ago.
This app has 3.1K download times on Google play and rated as 4.25 stars with 16 rated times.
This product is an app in Education category. More infomartion of Kisah Nyata Prajurit TNI Dimedan Operasi on google play
Bagi yang hobi Membaca Aplikasi Ini Sangat Cocok karena berisi kisah-kisah nyata dengan Sumber yang jelas dan terpecaya,

diantara isi aplikasi ini :

PRATU SUPARLAN
Adalah nama Landasan Pacu di Pusdikpassus. Terletak di
Kecamatan Batujajar, Bandung - Jawa Barat. Landasan Pacu
ini memiliki panjang 1.652 meter dengan permukaan aspal
dan ketinggian 762 meter di atas permukaan tanah.

Dinamakan demikian untuk mengenang kepahlawanan
PRATU SUPARLAN yang gugur dalam tugas, diresmikan oleh
Danjen Kopasus pada 1995 Mayjen Prabowo Subianto.
Suparlan adalah prajurit Kopassus yang gugur tahun 1980.

Prajurit hebat ini mengorbankan dirinya sendiri demi
menyelamatkan regu gabungan Kopassus dan Kostrad dari
pembantaian Fretilin. Kisahnya bermula ketika 1 Unit
gabungan berkekuatan 9 orang personil (4 Kopasus, 5
Kostrad) dibawah pimpinan Lettu Poniman Dasuki (Brigjen
Purn.) melaksanakan Patroli di "Zona Z" pedalaman Timor.
Zona ini dikenal masih sangat rawan, terindikasi menjadi
daerah konsentrasi dari tokoh-tokoh Fretelin seperti Lobato,
Lere dan Xanana. Disamping itu, terkonsentrasi 300 -an
Fretelin dengan persenjataan campuran, serta kebanyakannya adalah mantan Tropaz Portugal yg
berpengalam dalam pertempuran di Mozambique. Pada
awalnya Tim Kopassus Kostrad ini ingin menyergap Pos
Pengamatan Fretelin, dan setelah melumpuhkan Pos
Pengematan Fretelin, tiba tiba dari berbagai arah muncul
pasukan Fretelin yang lebih besar, kontak senjata pun tak
terhindarkan.

Pertempuran menjadi tidak berimbang karena kalah jumlah. Unit Gabungan terdesak hebat, digunting dari berbagai arah, termasuk dari ketinggian bukit-bukit. Hujan tembakan menghujani personel Unit Gabungan ini.

Personel operator Minimi dari Kostrad yang pertama-tama
tumbang, langsung gugur ditempat, kemudian disusul 3
orang lainnya di formasi paling belakang yang juga terkena
tembakan. Sisa 5 personil terdesak hebat dan bertahan mati-
matian. Kalah jumlah, sisa unit gabungan mundur setapak
demi setapak sehingga menghampiri bibir jurang sambil
mencari kemungkinan meloloskan diri dari killing ground.
Hanya ada satu celah untuk meloloskan diri, akan tetapi
dibutuhkan waktu yang cepat untuk melintas sebelum
pasukan Fretilin menutup celah bukit tersebut. Komandan
Unit memerintahkan sisa unit menuju ke celah tersebut, dan
Pratu Suparlan paling depan, bukannya mendengarkan
perintah, Pratu Suparlan mundur kebelakang tanpa
mengindahkan perintah Dan Unitnya. "Komandan Bawa yang
lainnya, saya akan berusaha menghambat!"

Disinilah Pratu Suparlan menunjukkan sifat
kepahlawanannya, antara kehormatannya sebagai laki-laki,
Prajurit, Korps dan negaranya, Tanpa menghiraukan
peringatan Dan Unitnya agar mundur, Pratu Suparlan
membuang senjatanya dan mengambil Minimi milik
rekannya yang gugur. Pratu Suparlan berlari kearah
datangnya Fretilin dan menyambutnya dengan siraman
Minimi... Jatuh bangun terkena tembakan di tubuhnya,
Suparlan mengamuk seperti banteng (penuturan saksi mata
Fretilin yang tertangkap), mengejar mereka hingga ke semak
persembunyian fretelin tidak terhitung berapa peluru yang
sudah bersarang di badannya. PDL Pratu Suparlan berubah
warna menjadi merah karena darah yang membanjiri
tubuhnya. Pratu Suparlan menyerang hingga sampai
kehabisan amunisi. Kondisinya mulai Lemas karena
kekurangan darah, dia mencabut pisau komandonya dan
bertarung satu lawan satu. Sepertinya Fretilin berniat
mempermainkannya dengan tidak membunuhnya secara
langsung. Suparlan bertarung mati-matian sendiri hanya
berbekalkan pisau komandonya, sempat merobohkan 6
orang Fretilin, hingga tangannya tidak mampu lagi
menggenggam pisau.