Discover

Topics

Kisah Abunawas

Kisah Abunawas APK

Kisah Abunawas APK

2.0 Freessanjaya ⇣ Download APK (1.16 MB)

What's Kisah Abunawas APK?

Kisah Abunawas is a app for Android, It's developed by ssanjaya author.
First released on google play in 9 years ago and latest version released in 8 years ago.
This app has 0 download times on Google play and rated as 4.53 stars with 19 rated times.
This product is an app in Entertainment category. More infomartion of Kisah Abunawas on google play
Nama asli Abu Nawas adalah Abu Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami. Dia dilahirkan pada 145 H (747 M ) di kota Ahvaz di negeri Persia (Iran sekarang), dengan darah dari ayah Arab dan ibu Persia mengalir di tubuhnya. Abu Nawas merupakan seorang pujangga Arab dan dianggap sebagai salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik. Abu Nawas juga muncul beberapa kali dalam kisah Seribu Satu Malam. Ayahnya, Hani al-Hakam, merupakan anggota legiun militer Marwan II. Sementara ibunya bernama Jalban, wanita Persia yang bekerja sebagai pencuci kain wol. Sejak kecil ia sudah yatim. Sang ibu kemudian membawanya ke Bashrah, Irak. Di kota inilah Abu Nawas belajar berbagai ilmu pengetahuan.Masa mudanya penuh perilaku kontroversial yang membuat Abu Nawas tampil sebagai tokoh yang unik dalam khazanah sastra Arab Islam. Meski begitu, sajak-sajaknya juga sarat dengan nilai sprirtual, di samping cita rasa kemanusiaan dan keadilan. Abu Nawas belajar sastra Arab kepada Abu Zaid al-Anshari dan Abu Ubaidah. Ia juga belajar Al-Quran kepada Ya'qub al-Hadrami. Sementara dalam Ilmu Hadis, ia belajar kepada Abu Walid bin Ziyad, Muktamir bin Sulaiman, Yahya bin Said al-Qattan, dan Azhar bin Sa'ad as-Samman.Pertemuannya dengan penyair dari Kufah, Walibah bin Habab al-Asadi, telah memperhalus gaya bahasanya dan membawanya ke puncak kesusastraan Arab. Walibah sangat tertarik pada bakat Abu Nawas yang kemudian membawanya kembali ke Ahwaz, lalu ke Kufah. Di Kufah bakat Abu Nawas digembleng. Ahmar menyuruh Abu Nawas berdiam di pedalaman, hidup bersama orang-orang Arab Badui untuk memperdalam dan memperhalus bahasa Arab.Kemudian ia pindah ke Baghdad. Di pusat peradaban Dinasti Abbasyiah inilah ia berkumpul dengan para penyair. Berkat kehebatannya menulis puisi, Abu Nawas dapat berkenalan dengan para bangsawan. Namun karena kedekatannya dengan para bangsawan inilah puisi-puisinya pada masa itu berubah, yakni cenderung memuja dan menjilat penguasa.Dalam Al-Wasith fil Adabil 'Arabi wa Tarikhihi, Abu Nawas digambarkan sebagai penyair multivisi, penuh canda, berlidah tajam, pengkhayal ulung, dan tokoh terkemuka sastrawan angkatan baru. Namun sayang, karya-karya ilmiahnya justru jarang dikenal di dunia intelektual.

syair terahir abunawas sebelum wafat :
Ya Allah, jika dosaku teramat sangat banyak
namun saya tahu bahwa pintu maaf-Mu lebih besar
Saya berdoa kepada-Mu dengan penuh tadharru’ sebagaimama Engkau perintahkan
Lalu jika Engkau menolak tangan permohonanku, lalu siapa yang akan merahmati-ku
Jika yang memohon kepada-Mu hanya orang yang baik-baik saja
Lalu kepada siapakah orang yang jahat akan memohon
Saya tidak mempunyai wasilah kepada-Mu kecuali hanya sebuah pengharapan
Juga bagusnya pintu maaf-Mu kemudian saya pun seorang yang muslim

The original name of Abu Nawas is Abu Ali al-Hasan ibn Hani al-Hakami. He was born in 145 AH (747 AD) in the city of Ahvaz in Persia (now Iran), with the blood of Arab father and mother Persian flowing in his body. Abu Nawas is an Arab poet and considered one of the greatest poets of classical Arabic literature. Abu Nawas also appeared several times in the Thousand and One Nights. His father, Hani al-Hakam, a member of the military legions Marwan II. While his mother was Jalban, Persian woman who worked as a wool fabric washing. Since childhood she has been orphaned. The mother then took her to Basrah, Iraq. In this city of Abu Nawas studying various sciences pengetahuan.Masa full youth controversial behavior that makes Abu Nawas appear as a unique figure in the literary treasures of Arab Islam. Even so, his poems are also loaded with sprirtual value, in addition to the taste of humanity and justice. Abu Nawas studied Arabic literature to Abu Zaid al-Ansari and Abu Ubaidah. He also studied the Koran to Ya'qub al-Hadrami. While the science of Hadith, he learned to Abu Walid ibn Ziyad, Muktamir bin Sulaiman, Yahya bin Said al-Qattan, and Azhar bin Sa'ad al-Samman.Pertemuannya with poet from Kufa, Walibah Habab ibn al-Asadi, had refine style language and bring it to the top of Arabic literature. Walibah particularly interested in Abu Nawas talent who then brought it back to Ahwaz, then to Kufa. In Kufa Abu Nawas trained talent. Ahmar told Abu Nawas dwell in the interior, lives with the Bedouin Arabs to deepen and refine the language Arab.Kemudian he moved to Baghdad. At the center of this civilization Abbasid dynasty he gathered with the poets. Thanks to his prowess write poetry, Abu Nawas can get acquainted with the nobles. However, because of its proximity to the nobility of his poems here at that time changed, that tend to revere and lick penguasa.Dalam Al-Wasit fil Adabil 'Arabi wa Tarikhihi, described as the poet Abu Nawas multivisi, humorous, sharp-tongued, Dreamer accomplished, and leading figures of new literary force. But unfortunately, his scientific works seldom known in the intellectual world.

Abunawas the last poem before his death:
O Allah, if my sins very, very much
but I know that thy door larger sorry
I pray to you with full tadharru 'sebagaimama You commanded
Then if you refuse my request hand, then who will have mercy on my
If that beg thee only person fine
Then the evil people who would beg
I do not have wasilah thee but only a hope
Also good is your apology door then I was a Muslim