Discover

Topics

Cerpen Islami Lengkap

Cerpen Islami Lengkap APK

Cerpen Islami Lengkap APK

1.0 FreeGalih_Studio ⇣ Download APK (1.90 MB)

What's Cerpen Islami Lengkap APK?

Cerpen Islami Lengkap is a app for Android, It's developed by Galih_Studio author.
First released on google play in 7 years ago and latest version released in 7 years ago.
This app has 0 download times on Google play
This product is an app in Books & Reference category. More infomartion of Cerpen Islami Lengkap on google play
Matahari sudah muncul dan membungkam ayam yang biasa berkokok di kala subuh, namun Tari masih meringkuk di tempat tidurnya.
Tari Bangun nak, katanya kamu harus berangkat pagi, hari ini, teriak mama Tari dari depan pintu kamar Tari.

iya ma, balas Tari alakadar nya.
Padahal jam weker digitalnya sudah menunjukkan angka 06.03, tapi masih saja rasa kantuk menyerang Tari. Akhirnya Tari beranjak dari tempat tidurnya dan masuk ke kamar mandi ketika mendengar piring pecah yang dijatuhkan mama Tari. Padahal itu tidak sengaja, tapi karena Tari takut mamanya marah-marah di pagi hari sampai memecahkan piring karena Tari telat bangun, akhirnya Tari beranjak dari tempat tidurnya.

Setelah mandi seragam SMA Tari sudah melekat di tubuhnya, ia memandangi wajahnya di cermin meja riasnya. Dia teringat mimpinya semalam tentang percakapan terakhirnya dengan sahabat sejak kecilnya sebelum sahabatnya itu pergi ke luar negeri.

Saat itu mereka kelas tiga SMP, sahabat Tari, Riani, harus pindah ke Singapura untuk menjalani perawatan karena Riani terserang penyakit kanker paru-paru. Sebelumnya keluarga Riani sudah melakukan berbagai pengobatan di Indonesia, dari ke tabib-tabib hingga kemoterapi. Hal itu sudah dijalani Riani selama dua bulan, tapi tetap saja kanker yang diderita Riani terus menjadi lebih ganas. Akhirnya keluarga Riani pindah ke Singapura dengan harapan pengobatan di sana bisa mempertahankan keberadaan Riani di dunia lebih lama, terlebih lagi karena Riani merupakan anak tunggal dan cucu satu-satunya dari keluarga ayahnya.

Pengobatan di Indonesia sudah dijalani Riani sejak semester satu kelas tiga SMP. Tak ayal, banyak efek samping yang dia terima, salah satunya efek kemoterapi yang menyebabkan Riani kehilangan mahkotanya, rambut panjang ikal yang lebat nan hitam. Akhirnya Riani memutuskan mengenakan jilbab mulai saat itu.

Tari heran sebenarnya, kenapa Riani lebih memilih berjilbab dibanding tudung kain yang Tari sarankan pada waktu itu? Tari memang tidak suka memakai jilbab, karena menurutnya berjilbab itu panas dan gerah. Tapi setelah melihat Riani nyaman dan lebih sabar mengahadapi penyakit yang dideritanya setelah memakai jilbab, mungkin karena sejak itu juga Riani mulai dekat dengan Allah. Tari jadi tidak bisa memaksakan sarannya pada Riani. Riani juga sering mengajak Tari sholat, sehingga sampai saat ini, semalas apapun Tari dan setelat apapun Tari bangun dia tetap sudah melakukan sholat lima waktu.

Hingga pada saat detik-detik kepergian Riani ke Singapura, Riani memintanya berjanji untuk sudah memakai jilbab ketika Riani kembali. Permintaan Riani itu layaknya sambaran petir pada Tari, karena Tari benar-benar tidak suka memakai jilbab, sekali lagi, BENAR-BENAR TIDAK SUKA. Tentu saja alasannya sudah tertulis di paragraf sebelumnya. Terbukti hingga saat ini, tepat seminggu sebelum kepulangan Riani ke Indonesia, mahkota bagi umat Islam, khususnya kaum hawa itu belum terpakai secara permanen di kepalanya.
***

Tari kembali memandangi wajahnya di cermin, kini rambutnya tak terlihat karena sudah tertutupi jilbab yang baru saja dipakainya. Sayangnya, jilbab ini dipakainya bukan untuk menepati janjinya pada Riani, tapi untuk memenuhi aturan sekolah yang mewajibkan setiap murid perempuan yang muslim memakai jilbab di hari Jum’at karena akan diadakan kegiatan iman dan taqwa (IMTAQ).

Tari menghembuskan nafas panjang. Jujur saja, permintaan terakhir Riani sebelum dia pergi itu sangat memberatkan bagi Tari. Tapi Tari bertekad, hari ini dia akan mempertahankan jilbabnya sampai pulang sekolah. Walaupun dia tau, tekad ini sangat rapuh, dan akan mencair seiring bertambahnya temperatur bumi di siang hari.

Tari menghembuskan nafas panjang lagi, lalu beranjak untuk pergi kesekolah.

The sun had risen and silenced the usual cock crowing at dawn time, but the dance was still curled up on her bed.
Dance Wake up, son, he says you have to leave early today, mama shouted from the front door Tari Tari rooms.

yes ma, Dance alakadar his reply.
Though his digital alarm clock showed 6:03 already, but still attacking Dance drowsiness. Dance finally get out of bed and into the bathroom when he heard the broken plate that was dropped mama Dance. Though it was not on purpose, but because of fear of his mother Tari grumpy in the morning to break a plate for late wake Dance, Dance finally get out of bed.

After showering Dance school uniform has been attached to the body, he looked at her face in the mirror of her dressing table. He remembered his dream last night about his last conversation with his friend since before his friend was going abroad.

At the time of their ninth grade, a friend Dancing, Riani, had to move to Singapore for treatment for a disease Riani lung cancer. Previous family Riani has made various treatments in Indonesia, from to physicians to chemotherapy. It has been undertaken Riani for two months, but still suffered Riani cancer continues to become more virulent. Riani family eventually moved to Singapore with the hope of treatment there can maintain a presence in the world Riani longer, especially since Riani is the only child and only grandchild of his father's family.

Treatment in Indonesia have been undertaken Riani since half of the ninth grade. No doubt, many side effects that he has received, one effect of chemotherapy that causes Riani losing his crown, long hair curly bushy black nan. Riani finally decided to wear the hijab from then on.

Dance actually wonder why Riani prefers veiled cloth hood over the dance recommend at that time? Dance does not like wearing the hijab, because he thought it was hot and sultry veil. But after seeing Riani comfortable and more patient facing his illness after wearing the hijab, maybe because since it also Riani start close to God. Dance so can not impose his advice on Riani. Riani also often invites Dance prayer, so far, any semalas any setelat Dance Dance and waking he still had to pray five times a day.

Up to the time of departure Riani seconds to Singapore, Riani asked already promised to wear a headscarf when Riani back. Demand Riani was like a lightning strike on the dance, because dance really do not like to wear the veil, once again, REALLY DO NOT LIKE. Of course the reason it is written in the previous paragraph. Proven until today, exactly a week before the return Riani to Indonesia, the crown for Muslims, especially the womenfolk were not used permanently in the head.
***

Dance looked back at her face in the mirror, her hair now invisible because it just covered headscarf wearing. Unfortunately, this scarf worn not to keep its promise on Riani, but to meet the school rules requiring any Muslim girls who wear headscarves on Friday due to be held activities of faith and taqwa (IMTAQ).

Tari long exhalation. Honestly, the last request Riani before he went it was very burdensome for Dance. But Tari determined, today she will defend her headscarf to school. Although he knows, this determination is very fragile, and will melt with increasing temperature of the earth during the day.

Dance exhalation longer, then got up to go to school.